lebih dari 95%. Sedangkan dengan kawin alam adalah 78%.
5. Meningkatkan harga DOC
Karena fertilitas meningkat maka jumlah anak ayam (DOC) yang dihasilkan meningkat pula. Metode perkawinan secara IB dapat meningkatkan jumlah DOC antara 8-10%.
Meskipun perkawinan secara IB banyak memberikan keuntungan namun terdapat juga beberapa kerugian, antara lain:
1. Membutuhkan tenaga kerja yang terampil. IB merupakan teknologi baru di dunia peternakan unggas sehingga mau tidak mau harus dipersiapkan tenaga terampil untuk menangani IB.
2. Membutuhkan peralatan ekstra sehingga peternak mengeluarkan biaya tambahan.
3. Kemungkinan penyebaran penyakit melalui sperma yang bercampur feses.
Kerugian ini tidaklah seberapa bila dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh.
Alat kelamin ayam jantan secara anatomi dan fungsinya terbagi dalam tiga bagian yaitu, testes dengan epididimis, sepasang saluran deferens dan alat kopulatoris.
Testes terlihat di rongga badan deret pada tulang belakang yaitu bagian belakang paru-paru atau bagian depan dari ginjal. Testes berbentuk seperti biji buah buncis dengan warna putih krem. Testes berfungsi untuk menghasilkan spermatozoa pada tubulus semeniferus dan hormone testosterone pada sel Laydig. Setelah tubulus semeniferus kemudian ke saluran epididimis lalu diperpanjang oleh saluran deferens dan berakhir di kloaka. Saluran deferens ini merupakan tempat transit dari sperma.
Bila dibandingkan dengan mamalia maka saluran deferens pada unggas merupakan tempat pemasakan dan terjadi pada epididimis. Saluran deferens ini berakhir pada kloaka. Alat kopulasi pada ayam berupa penis (papila) yang rudimenter. Pada itik dan angsa papila ini lebih panjang berbentuk spiral.
Organ reproduksi unggas betina secara normal memiliki hanya satu ovarium dan satu saluran telur, yaitu sebelah kiri.
Ovarium terletak di ujung cranial ginjal dan agak ke kiri dari garis tengah daerah sublumbal cavum abdominal, ia tergantung pada dinding dorsal abdomen oleh suatu lipatan peritoneum. Saluran telur dapat dibagi atas lima bagian, masing-masing dengan fungsi tertentu. Infundibulum yang berbentuk corong, menampung kuning telur yang diovulasikan dari ovarium. Kuning telur diteruskan ke magnum yang menghasilkan albumin atau putih telur. Selanjutnya ke isthmus yang mensekresikan selaput kulit ke uterus atau kelenjar kulit yang menghasilkan kulit telur, dan akhirnya ke vagina yang membantu pengeluaran telur.
Dalam penerapan teknologi IB ada faktor yang berpengaruh terhadap fertilitas telur, yaitu: konsentrasi sperma, interval antara waktu indeminasi, waktu inseminasi, deposisi semen, umur, dan strain ayam. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk keberhasilan IB pada ayam:
1. Konsentrasi spermatozoa 100 juta/ml cukup untuk menghasilkan fertilitas lebih dari 95% dari telur yang dikumpulkan dari hari ke 2-9 setelah IB. Konsentrasi kurang dari 100 juta/ml menurunkan fertilitas telur.
2. Interval antara waktu inseminasi sangat dipengaruhi oleh kemampuan sperma untuk hidup transit dan disimpan pada alat reproduksi ayam betina. Spermatozoa ini disimpan dalam glandula oviduct. Waktu ideal untuk memperoleh fertilitas yang tinggi adalah 6-10 hari (rata-rata 7 hari), oleh karena itu IB dilakukan sekali dalam seminggu.
3. Transit dan penyimpanan spermatozoa di dalam saluran reproduksi dipengaruhi oleh aktivitas dari oviduct antara lain ada atau tidaknya telur di uterus, sekresi bagian telur, sekresi cairan uterus. Keberhasilan IB berkorelasi dengan saat prooses pembentukan telur. Di dalam industry peternakan ayam pembibit, IB dilakukan 8 jam setelah matahari terbit atau memakai penerangan buatan. Hal ini karena sebagian besar ayam bertelur 4 jam setelah mendapatkan cahaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar